Keutamaan Shalat Shubuh
Allah Menjadikan Shalat Shubuh Sebagai Barometer Iman
Secara umum shalat shubuh bisa dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan kebaikan amal ibadah seseorang, maka dalam shalat Shubuh masih terdapat nilai plusnya, yaitu shalat shubuh ini dijadikan sebagai ukuran apakah seseorang itu memiliki keimanan yang bagus atau tidak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan sebuah ukuran tentang keimanan seseorang, kalau memang ia benar-benar beriman, pasti mereka akan menghadiri pelaksanaan shalat Shubuh dan Isya berjamaah.
Dalam hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat klasifikasi yang beliau jadikan tolak ukur untuk membedakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Shalat yang paling (dianggap) berat oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala yang terdapat dalam kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak."
Inilah alasan mengapa jika seseorang enggan menghadiri shalat Shubuh dan Isya berjamaah, maka orang itu disamakan dengan golongan orang-orang munafik. Karena bagi orang munafik mengganggap shalat Shubuh dan Isya berjamaah adalah shalat terberat bagi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila meragukan keimanan seseorang, beliau akan melihatnya pada shalat Isya dan Shubuh, apabila Rasulullah tidak mendapati orang tadi shalat Isya dan Shubuh berjamaah, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.
Allah Memperlakukan Khusus Terhadap Shalat Shubuh
Ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya memperlakukan khusus terhadap shalat Shubuh berjamaah dan menjadikannya shalat sekaligus waktu yang istimewa daripada shalat fardhu yang lain. Allah memberikan keutamaan shalat Shubuh (berjamaah dimasjid bagi kaum laki-laki) yaitu:
- Shalat Shubuh merupakan salah satu shalat yang pertama kali diwajibkan atas kaum muslimin, disamping shalat Ashar
- Adzan yang terdapat dalam shalat Shubuh berbeda dengan adzan pada shalat fardhu lainnya. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Mahdzurah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya menambahkan lafadz "Ash shalaatu khairun minan naum" (shalat itu lebih baik daripada tidur)
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan doa khusus setelah shalat Shubuh, yang beda ajaran doa pada shalat lainnya. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً (Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala) “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.” (Dibaca setelah salam shalat Shubuh; HR. Abu Daud no. 1523 dan An-Nasai no. 1337. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyarankan kepada umatnya agar memendekkan bacaan waktu shalat, kecuali pada waktu Shubuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Rasulullah pada saat shalat Shubuh, membaca 60 sampai 100 ayat dan beliau pergi meninggalkan kami ketika kamu sudah mengenali wajah sesama kami (maksudnya, sebentar lagi matahari terbit, HR. Muslim)
- Pelaksanaan shalat Shubuh (berjamaah dimasjid bagi laki-laki) disaksikan oleh para malaikat. Dalam Al Qur'an Allah Ta'ala berfirman, "أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا (Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). QS. Al-Isra: 78
- Shalat Shubuh tidak dapat dijama' dan tidak pula bisa diqashar
- Waktu habisnya shalat Shubuh tidak dibatasi dengan masuknya waktu shalat yang lain. Masuknya shalat Shubuh adalah terbitnya fajar shadiq, sedangkan habisnya waktu shalat shubuh tidak pada waktu masuknya shalat Dzuhur, namun hanya pada batas waktu munculnya matahari.
- Allah menjadikan waktu shubuh sebagai waktu terjadinya peristiwa-peristiwa penting. Sebagai contoh, Allah menghancurkan kaum Nabi Luth dan waktu yang dipilih Allah untuk menghancurkannya adalah waktu Shubuh. Allah berfirman, "قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ "يَصِلُوا إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ " Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?". QS. Hud: 81
Terkait dengan keutamaan shalat Shubuh, Allah Ta'ala memberlakukan semacam ada spesial bagi orangnya yang melaksanakannya (berjamaah dimasjid bagi laki-laki). Segudang pahala, hikmah dan keutamaan shalat Shubuh ini telah disediakan. Tinggal hati kita tergerak apa tidak, dengan niat mendapatkan ridho dan rahmat-Nya.
Belum ada Komentar untuk "Keutamaan Shalat Shubuh"
Posting Komentar