Kisah Tertunda Terbenamnya Matahari
Riwayat Hadist Tentang Kisah Tertunda Terbenamnya Matahari
Dalam riwayat hadist Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Suatu ketika, seorang Nabi (Yusya bin Nun Alaihi Salam) berperang, kemudian ia berkata kepada kaumnya, ‘Janganlah ikut serta dalam peperanganku ini seseorang lelaki yang baru saja menikah dan ia hendak berhubungan dengan istrinya itu, jangan pula ikut serta dalam peperangan ini seorang yang tengah membangun rumah dan belum mengangkat atapnya, jangan pula seseorang yang membeli kambing atau onta yang sedang bunting tua yang ia menantikan kelahiran anak-anak ternaknya itu’.” (HR. Muslim 19/4327)
“Kemudian sang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat perang. Ketika ia telah dekat dengan sebuah desa pada waktu shalat ashar atau sudah dekat dengan itu, ia berkata kepada matahari, ‘Sesungguhnya engkau diperintahkan dan saya pun juga diperintahkan. Ya Allah! Tahanlah jalan matahari itu di atas kami.’ Kemudian matahari itu tertahan (tertunda dari waktu terbenamnya) sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemenangan kepada sang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ø¥ِÙ†َّ الشَّÙ…ْسَ Ù„َÙ…ْ تُØْبَسْ Ù„ِبَØ´َرٍ Ø¥ِÙ„َّا Ù„ِÙŠُوشَعَ Ù„َÙŠَالِÙŠَ سَارَ Ø¥ِÙ„َÙ‰ بَÙŠْتِ الْÙ…َÙ‚ْدِسِ
“Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia pun, selain untuk Yusya di hari beliau melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad 2/325)
Kisah tertunda terbenamnya matahari tersebut mengisahkan seorang Nabi pada waktu itu akan melakukan peperangan, yaitu Nabi Yusya alaihis salam. Nabi Yusya ‘alaihis salam adalah seorang nabi yang memimpin Bani Israil memasuki tanah Kana’an, Palestina dan menyerbu kota Jerica. Nabi Yusya ‘alaihis salam mewarisi ajaran Taurat Nabi Musa ‘alaihis salam ketika pertama kali tiba di Tanah yang dijanjikan. Ia mengatur penempatan kedua belas suku Bani Israil setibanya di Kana’an.
Dalam kisahnya Nabi Yusya ‘alaihis salam dan kaum Bani Israil sepakat untuk menyerang kota Jerica. Kota tersebut memilikki bangunan yang tinggi dan dinding yang kokok serta berpenduduk yang padat. Nabi Yusya ‘alaihis salam dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya. Diiringi dengan suara terompet dan pekikan takbir, dan dengan satu semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya. Di situ mereka mengambil harta rampasan dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa. Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam. Hari itu hari Jum’at, peperangan belum juga usai, sementara matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jum’at akan berlalu, dan hari Sabtu akan tiba.
Larangan Berperang Pada Hari Sabtu
Pada waktu itu menurut syariat yang berlaku, tidak diperbolehkan/dilarang berperang pada hari Sabtu. Oleh karena itu Nabi Yusya ‘alaihis salam berdoa: “Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintah-Nya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu!” Maka Allah subhanahu wa Ta’ala menahan matahari agar tidak terbenam sampai dia berhasil menaklukkan negeri ini dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya.
Setelah menaklukan kota tersebut Nabi Yusya ‘alaihis salam memerintahkan kaumnya untuk mengumpulkan harta rampasan perang untuk dibakar. Namun api tidak mau membakarnya. Lalu dia meminta sumpah kepada kaumnya dan akhirnya diketahui ternyata ada dari kaumnya yang berkhianat dengan menyembunyikan emas sebesar kepala sapi. Setelah ada yang mengakuinya dan mengembalikan harta rampasan tesebut barulah api bisa membakarnya.
Akhir dari peperangan tersebut adalah adanya syariat tidak boleh mengambil harta rampasan perang. Demikian syariat yang dibawa oleh Nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan Allah subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan Syariat-Nya dengan memperbolehkan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengambil rampasan perang agar dapat diambil manfaatnya bagi semuanya.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Tertunda Terbenamnya Matahari"
Posting Komentar