Surat Al Qoriah dan Artinya
Surat Al Qoriah dan Artinya
Tsunami maupun gempa bumi menyapa menghampiri manusia, ketika para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping menjadi tanah, ketika para wanita menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim tanpa orang tua. Pada saat itu semua hendaknya lebih mendekatkan diri kepada Allah, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah dan tidak tertipu dengan dunia yang fana.
Surat al qoriah beserta artinya:
الْقَارِعَةُ (1) مَا الْقَارِعَةُ (2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (3) يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (4) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (5) فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9) وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (10) نَارٌ حَامِيَةٌ (11)
- Hari Kiamat
- Apakah hari Kiamat itu?
- Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
- Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang bertebaran
- dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan
- Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya
- maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan
- Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya
- maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah
- Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
- (Yaitu) api yang sangat panas
Surat Al Qoriah adalah salah satu surat yang membahas tentang kiamat dan surat al qoriah ini turun sebelum surat al qiyamah dan sesudah surat quraisy. Para ulama berpendapat bahwa konteks kalimat tersebut adalah kalimat tanya yang menunjukkan bahwa kiamat itu perkara yang sangat besar dan mengerikan.
Tafsir Surat Al Qoriah
Pada surat al qoriah ayat 4, Allah berfirman:
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ
"Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang bertebaran"
Para ulama berpendapat arti dari firosy adalah binatang kecil yang berterbangan. Tatkala pada hari kiamat binatang saling berdesakan dan berebutan, penglihatannya begitu lemah sehingga tidak tahu arah dan tujuan. Itulah gambaran keadaan manusia pada hari kiamat, setelah bangkit dari kuburnya. Semua manusia bingung, berdesak-desakan tanpa arah tujuan dan hanya memperdulikan diri sendirinya.
Perlu diingat dalam ayat terakhir Allah berfirman,
نَارٌ حَامِيَةٌ
"(Yaitu) api yang sangat panas"
Tahukah kalian apa itu hawiyah? (Yaitu) api yang sangat panas. Perlu kalian pahami panasnya api neraka tidak sama dengan panasnya api yang ada didunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نَارُكم هذِه ما يُوقدُ بنُو آدمَ جُزْءٌ واحدٌ من سبعين جزءاً من نار جهنَّم
“Api yang dinyalakan oleh Ibnu Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya api Jahannam” (HR. Bukhari no. 3265, Muslim no. 2834).
Bisa kalian bayangkan panasnya api neraka, tangan kita yang kena api korek api saja rasanya sudah sangat menyakitkan.
Apabila Bumi Diguncang Gempa dan Tsunami
Tafsir surat al qoriah ayat 4 diatas sudah selayaknya menjadi alarm untuk kita semua atas bencana yang terjadi kepada kita. Bencana yang terjadi harus menjadi tolak ukur bahwa amal kita harus lebih baik dari hari ini dan akan lebih baik lagi dihari esok. Sering-seringlah kita mendekatkan diri kepada Allah agar senantiasa dijaga untuk selalu beramal kebaikan dan selalu menjalankan perintahNYA. Berikut beberapa poin yang bisa kita lakukan disaat terjadi bencana besar.
Taubat Kepada Allah Ta'ala
Sesungguhnya peristiwa ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia berupa kesyirikan, kebid'ahan dan kemasiatan. Tidaklah terjadi suatu malampetaka melainkan karena dosa dan malampetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan taubat.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, "Kadng-kadang Allah mengizinkan bumi bernafas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan rasa takut manusia, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah."
Banyak Berdzikir, Doa dan Istighfar Kepada Allah Ta'ala
Imam Syafi'i mengatakan, "Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih." Imam as-Suyuthi berkomentar, "Hal ini karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:
فَلَوۡلَاۤ اَنَّهٗ كَانَ مِنَ الۡمُسَبِّحِيۡنَۙ لَلَبِثَ فِىۡ بَطۡنِهٖۤ اِلٰى يَوۡمِ يُبۡعَثُوۡنَۚ
"Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." (QS. Ash-Shaaffat: 143-144)
Renungkanlah juga firman Allah Ta'ala:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun" (QS. Al-Anfal: 33)
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari adzab. Pertama, adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ditengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua, istighfar dan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.
Membantu Para Korban Bencana
Saudaraku, bila kita sekarang dalam kenikmatan dan kesenangan kita bisa makan, minum dan memilikki rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana. Saat ini mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu mereka semampu mungkin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat." (HR. Muslim No. 2699)
Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban. Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.
Dan hendaknya para relawan saling membantu dan saling melengkapi antar sesama sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan mereka, jangan sampai ada terjadi pertengkaran atau perasaan bahwa dia adalah orang yang paling pantas dibanding lainnya.
Menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Sebagaimana tadi kita sebutkan bahwa termasuk faktor terjadinya gempa adalah dosa umat manusia maka hendaknya hal itu dihilangkan, salah satu caranya dengan menegakkan dakwah, saling menasihati dan amar ma'ruf nahi munkar sehingga mengecillah kemungkaran. Adapun bila kita acuh tak acuh dan mendiamkan kemungkaran maka tak ayal lagi bencana tersebut akan kembali menimpa kita.
لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ
"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." (QS. Al-Maidah: 78-79)
Belum ada Komentar untuk "Surat Al Qoriah dan Artinya"
Posting Komentar